Solusi Nyata Pencegahan dan Penanggulangan Banjir di Perkotaan

Tomoyo Rin

pencegahan dan penanggulangan banjir di perkotaan

Banjir bukan lagi sekadar peristiwa musiman. Di banyak kota besar Indonesia, banjir telah menjadi ancaman tahunan yang mengganggu aktivitas masyarakat. 

Tidak hanya itu, banjir merusak infrastruktur, hingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Menurut https://dlhserang.org/ fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari pesatnya urbanisasi, alih fungsi lahan, dan rendahnya kesadaran pengelolaan lingkungan. 

Contents

Penyebab Utama Banjir di Perkotaan

Sebagai bagian dari masyarakat perkotaan, kita tentu perlu memahami bagaimana pencegahan dan penanggulangan banjir di perkotaan dapat dilakukan secara berkelanjutan. 

Sebelum itu,  perlu memahami penyebab banjir di kawasan perkotaan. Umumnya terjadi karena kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia. 

Adapun beberapa penyebab utama banjir di perkotaan, antara lain:

1. Minimnya Daerah Resapan Air

Perkembangan kota yang pesat sering kali menggantikan lahan terbuka dengan bangunan beton dan aspal. Akibatnya, air hujan sulit meresap ke tanah dan menggenang di permukaan.

2. Sistem Drainase yang Buruk

Banyak sistem drainase di kota besar sudah tidak memadai untuk menampung volume air hujan. Terutama jika volumenya meningkat tinggi dan tersumbat oleh sampah.

3. Membuang Sampah Sembarangan

Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan selokan menjadi salah satu penyebab klasik terjadinya banjir. Bahkan menjadi salah satu penyebab yang masih sering terjadi di berbagai daerah.

4. Alih Fungsi Lahan dan Urbanisasi Cepat

Pembangunan kawasan perumahan dan industri tanpa mempertimbangkan tata ruang dan daya dukung lingkungan memperparah risiko banjir. Ditambah urbanisasi yang melaju pesat.

Dengan memahami akar masalah di atas langkah pencegahan bisa dirancang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi tiap wilayah.

Dampak Banjir terhadap Kehidupan di Kota

Banjir tidak hanya menyebabkan genangan air, tetapi juga membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat kota. Seperti beberapa dampak buruk berikut ini: 

  • Kerugian ekonomi, seperti kerusakan properti, kendaraan, dan infrastruktur publik.
  • Gangguan kesehatan, misalnya penyakit kulit, diare, atau demam berdarah akibat air yang tercemar.
  • Penurunan produktivitas, karena aktivitas ekonomi dan pendidikan terganggu.
  • Kerusakan lingkungan, termasuk menurunnya kualitas air tanah dan rusaknya ekosistem sungai.

Kondisi tersebut menegaskan pentingnya upaya serius dalam pencegahan dan penanggulangan banjir secara menyeluruh.

Upaya Pencegahan Banjir di Perkotaan

upaya penanggulangan banjir di perkotaan

Pencegahan banjir berdasarkan https://dlhserang.org/ perlu dimulai dari tindakan nyata di tingkat kota hingga lingkungan rumah tangga. Beberapa langkah penting yang bisa diterapkan antara lain:

1. Meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Taman kota, hutan kota, dan area hijau lain berfungsi sebagai “paru-paru” sekaligus daerah resapan air alami. Semakin luas RTH, semakin besar kemampuan kota menahan limpasan air hujan.

2. Membangun Sumur Resapan dan Lubang Biopori

Teknologi sederhana ini dapat membantu air hujan meresap ke tanah dengan lebih cepat, mengurangi genangan di permukaan.

3. Pengelolaan Air Hujan yang Efisien

Kota perlu menerapkan sistem drainase berkelanjutan, seperti Sustainable Urban Drainage System (SUDS), yang mengalirkan air hujan secara alami ke daerah resapan.

4. Edukasi Masyarakat

Kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan saluran air menjadi faktor kunci dalam mencegah banjir.

Pencegahan yang berhasil bergantung pada sinergi antara kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat yang bertanggung jawab.

Strategi Penanggulangan Banjir oleh Pemerintah dan Masyarakat

Selain pencegahan, penanggulangan banjir di perkotaan juga memerlukan sistem yang tangguh. Beberapa strategi yang telah dan dapat diterapkan antara lain:

Normalisasi Sungai dan Saluran Air

Pengerukan sedimentasi dan pelebaran sungai dapat meningkatkan kapasitas aliran air saat curah hujan tinggi.

Penggunaan Teknologi dan Sistem Peringatan Dini

Pemasangan sensor banjir dan pemantauan berbasis data memungkinkan pemerintah merespons lebih cepat terhadap potensi bencana.

Pembangunan Infrastruktur Tahan Banjir

Polder, tanggul, dan waduk penampung air menjadi bagian dari sistem pengendalian banjir yang efektif di kota besar.

Kolaborasi Komunitas dan Pemerintah

Program seperti bank sampah, gotong royong membersihkan selokan, hingga adopsi taman kota menjadi langkah partisipatif yang terbukti efektif.

Solusi Inovatif dan Ramah Lingkungan

Kota-kota modern mulai mengadopsi pendekatan infrastruktur hijau sebagai solusi jangka panjang menghadapi risiko banjir. Contohnya:

  • Taman resapan air di tengah kota yang berfungsi ganda sebagai ruang publik.
  • Atap hijau (green roof) dan dinding hijau (vertical garden) yang meningkatkan penyerapan air hujan di bangunan tinggi.
  • Perkerasan berpori (porous pavement) untuk mengurangi limpasan air di jalanan padat.

Banjir di perkotaan bukan masalah yang tak dapat diselesaikan. Inovasi seperti ini tidak hanya menekan risiko banjir, tetapi juga meningkatkan kualitas udara dan estetika kota.

Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan, solusi berkelanjutan dapat diwujudkan. 

Setiap langkah kecil, mulai dari menanam pohon, menjaga kebersihan lingkungan, hingga mendukung kebijakan hijau merupakan kontribusi nyata menuju kota yang lebih tangguh, sehat, dan bebas banjir.

Tinggalkan komentar