Pencegahan Tanah Longsor di Dataran Tinggi Pegunungan

Tomoyo Rin

Upaya Pencegahan Tanah Longsor di Dataran Tinggi Pegunungan

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang dikelilingi pegunungan. Wilayah seperti Jawa Barat termasuk daerah dengan dataran tinggi dan lereng curam. 

Keindahan alam yang dimiliki Indonesia membawa berkah sekaligus tantangan. Salah satunya risiko tanah longsor yang semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim. 

Contents

Penyebab Tanah Longsor di Daerah Pegunungan

Penyebab tanah longsor biasanya dipicu oleh kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia. Curah hujan tinggi membuat tanah jenuh air sehingga kehilangan kohesi. Jenis batuan, kemiringan lereng, dan struktur geologi juga menentukan kerawanan. 

Terlebih dari informasi https://dlhjawabarat.id/ aktivitas manusia seperti penebangan hutan, penggalian, pembangunan tanpa perencanaan, dan praktik perkebunan yang tidak sesuai dapat mempercepat degradasi lereng dan meningkatkan risiko longsor.

Dengan kata lain faktor penyebab terjadinya tanah longsor saling berhubungan antara aktivitas manusia dan kondisi alam itu sendiri. Tidak heran jika saat musim penghujan tiba sering terjadi tanah longsor yang bahkan memakan korban jiwa.

Upaya Pencegahan Tanah Longsor di Daerah Pegunungan

cara penanganan dan pencegahan tanah longsor daerah pegunungan

Dampak dari tanah longsor dapat memutus akses antar wilayah, merusak rumah, sekolah, jalan, dan fasilitas publik lainnya. Bencana ini sering menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi besar. 

Selain itu, longsor mempercepat erosi, menimbun sungai dengan endapan, dan merusak habitat serta sumber penghidupan masyarakat seperti lahan pertanian dan sumber air. Oleh karena itu, perlu cara pencegahan tanah longsor yang tepat dan berkelanjutan, seperti:

1. Menjaga Hutan dan Menanam Pohon di Lereng

Tanaman memiliki akar yang kuat untuk mengikat tanah agar tidak mudah bergeser. Penanaman pohon di lereng curam dapat membantu menahan air hujan sehingga tidak langsung masuk dan melemahkan tanah. 

Jenis pohon lokal lebih baik karena sudah cocok dengan kondisi tanah pegunungan. Semakin banyak area hijau tersisa, semakin kecil risiko longsor.

2. Membuat Terasering dan Saluran Air yang Rapi

Pada lahan miring, air sering mengalir deras ke bawah dan membawa tanah bersamanya. Terasering membantu memperlambat aliran air dengan membentuk anak tangga pada lereng. 

Sementara saluran air yang rapi dan terarah akan mengalirkan air hujan menjauh dari area yang rentan. Selokan yang tersumbat justru meningkatkan bahaya.

3. Menghindari Pembangunan di Zona Rawan

Pendirian rumah atau bangunan yang terlalu dekat dengan tebing sangat berisiko terkena longsor. Pemilihan lokasi hunian perlu memperhatikan peta rawan bencana, kemiringan tanah, serta bagaimana kondisi tanah saat musim hujan. 

Jika sudah terlanjur tinggal di lereng, warga perlu lebih sering memeriksa kondisi tanah dan retakan di sekitar rumah.

4. Pertanian dan Perkebunan Ramah Lereng

Petani di dataran tinggi bisa membantu mencegah longsor dengan teknik yang lebih bijak. Menanam sejajar garis kontur membantu menahan tanah. 

Menggunakan tanaman penutup tanah juga menjaga agar permukaan lereng tidak mudah tergerus air. Hindari membersihkan lahan dengan cara membakar semak karena tanah akan kehilangan penopang alaminya.

5. Sistem Peringatan Dini dan Pemantauan Bersama

Warga bisa berperan sebagai mata dan telinga di lapangan. Tanda-tanda awal longsor misalnya munculnya retakan tanah yang membesar, pohon mulai miring atau terdengar suara gemeretak dari lereng saat hujan. 

Pemerintah daerah perlu memasang alat pendeteksi pergerakan tanah dan menyediakan jalur informasi yang mudah diakses warga. Dengan informasi yang cepat, evakuasi bisa dilakukan lebih aman.

6. Sosialisasi dan Komunitas Siaga Bencana

Jika masyarakat saling peduli dan bekerja sama, risiko longsor bisa jauh berkurang. Pembentukan kelompok siaga bencana di desa membantu memperkuat kesiapsiagaan.

Mereka bisa mengatur simulasi evakuasi, mengajarkan keluarga muda tentang tanda bahaya longsor dan mengelola area rawan secara lebih teratur.

7. Kebiasaan Aman di Rumah Sendiri

Keluarga dapat melakukan langkah praktis seperti membersihkan parit di sekitar rumah sebelum musim hujan, memperbaiki dinding penahan yang retak, serta tidak menggali tanah secara sembarangan di area lereng rumah. Tas darurat juga perlu disiapkan untuk berjaga jika harus evakuasi mendadak.

Tidak hanya 7 poin di atas, berdasarkan https://dlhjawabarat.id/ saat ini banyak teknologi yang dapat membantu mengurangi risiko bencana tanah longsor. Misalnya pemetaan digital kawasan rawan, sensor yang mendeteksi pergerakan tanah hingga aplikasi informasi cuaca ekstrem. 

Teknologi tersebut akan efektif jika masyarakat ikut memahami cara penggunaannya dan selalu memperbarui informasi setiap kali hujan lebat turun.

Kesimpulan

Tanah longsor merupakan ancaman nyata di dataran tinggi Indonesia. Namun risiko ini bisa dikurangi jika masyarakat memahami penyebab dan langkah pencegahannya. Upaya kecil yang dilakukan terus-menerus akan memberikan perlindungan besar terhadap lingkungan yang lebih aman. 

Tinggalkan komentar