Menghijaukan Gunung Lemongan Lewat Laskar Hijau

Tomoyo Rin

Updated on:

menghijaukan gunung lemongan lumajang

A’ak namanya seorang pegiat seni rupa, sastra, dan teater yang mampu menghijaukan gunung Lemongan berkat tekad dan itikad besarnya. Dari tangan seninya, ternyata memiliki kepedulian yang besar terhadap bumi, khususnya Gunung Lemongan di Lumajang Jawa Timur. 

Contents

Dari Kritis Menjadi Hijau Kembali 

Gunung Lemongan salah satu gunung di Indonesia yang kritis karena luas hutan semakin sempit. Pepohonan ditebang sana-sini yang menyisakan lahan kosong dengan rerantingan rapuh, bahkan hanya dipenuhi rumput dan ilalang yang tidak bisa menyimpan cadangan air hujan. 

Akibatnya, sudah jelas! Kekeringan dan kesulitan air bersih semakin menghantui masyarakat setempat. Hal ini juga yang banyak dirasakan daerah-daerah lain dengan kondisi hutan yang kritis. 

Bahkan, hutan yang semakin menghilang itu rentan terhadap kebakaran dikala musim kemarau menyapa. Ya! Ini polemik yang sudah terjadi puluhan tahun kebelakang. Yang mana saya sendiri yang lahir dan tumbuh di pelosok desa, saat ini kesulitan air bersih . 

Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena hutan gundul dan kurangnya reboisasi. Miris memang, bahkan saya enggan mudik ketika musim kemarau karena rumah yang berada tepat di kaki gunung selalu kesulitan air bersih. 

Ketika penghujan tiba, sungai meluap merusak sawah karena tidak terserap oleh pohon-pohon di hutan. Akibatnya baik itu musim hujan maupun musim kemarau selalu terjadi bencana. 

Begitu juga Gunung Lemongan di Lumajang yang kritis, tetapi berkat kepedulian seorang A’ak yang memiliki nama asli Abdullah Al-Kudus mampu menghijaukan gunung yang sudah kritis. Campur tangan dan kepeduliannya mampu membuat danau di sana kembali dipadati air. 

Baca Juga: Kompak Pilih Sampah dari Rumah

400 Hektar Lahan Kembali Hijau 

A’ak memulai misinya dalam menghijaukan Gunung Lemongan dengan nama “Laskar Hijau”. Tentu, A’ak tidak sendirian karena dia mengajak puluhan anak muda untuk ikut andil menghijaukan Gunung Lemongan. 

Sejatinya memang tidak melestarikan hutan dan membuat hutan kembali pulih bukanlah tugas dan tanggung jawab satu orang, tetapi kewajiban kita semua sebagai manusia yang memanfaatkannya. Maka penting untuk menjaga dan merawat. 

Anak muda sebagai penerus generasi berikutnya pun memiliki peran besar. Untuk itu lah A’ak dan puluhan anak muda mampu membuat lahan seluas 400 hektar lebih kembali hijau. 

Empat tahun berselang berkat kepedulian Laskar Hijau salah satu Danau penting di kawasan Gunung Lemongan yaitu Ranu Klakah kembali dipadati air. Air yang bisa masyarakat manfaatkan dengan baik. Air yang juga memiliki peran penting bagi lingkungan sekitarnya. 

Kepedualian A’ak terhadap hutan juga mengantarkannya menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010. Sudah sewajarnya niat baik dan mulia dalam menjaga hutan mendapatkan apresiasi.

SATU Indonesia Awards merupakan sebuah ajang penghargaan yang diusung oleh PT. Astra International Tbk. Sebuah penghargaan berupa apresiasi terhadap generasi bangsa yang telah memberikan manfaat terhadap masyarakat maupun lingkungan dalam bidang Pendidikan, Teknologi, Lingkungan, Kesehatan, dan Kewirausahaan.

Belajar dari Laskar Hijau dalam Menjaga Hutan Lemongan

menjaga hutan lemongan

Belajar dari Laskar Hijau, kita bisa ikut andil dalam menjaga hutan tetap lestari. Dari hal sederhana hingga ikut terjun langsung ke lapangan dalam menanam pohon untuk reboisasi.

Menjaga hutan sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab kita semua. Apalagi setiap tahunnya sebanyak lebih dari 15 milyar pohon menghilang dari tempat tingal kita yaitu Bumi. Penyebabnya alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman, perkebunan, maupun peternakan tanpa adanya upaya untuk menjaga dan melestarikan hutan.

Manfaat Hutan

Perlu kita garis bawahi bahwa hutan memiliki peran besar bagi lingkungan dan Perubahan Iklim. Jadi, hutan tidak sekedar tempat tinggal flora dan satwa liar saja, lebih dari itu hutan adalah paru-parunya dunia.

Adapun manfaat hutan, yaitu:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca karena pohon-pohon di hutan mampu menyerap karbon dioksida. Yang mana dari 1 pohon yang masih muda dapat menyerap 2.5 ton karbon dioksida setiap tahunnya. Tentunya semakin hutan terjaga dengan baik maka global warming tidak semakin parah. Terlebih saat ini bukan zamannya global warming, melainkan sudah berlaih pendidihan bumi karena panasnya sudah sangat tinggi.
  • Dari 1 pohon dapat menghasilkan oksigen untuk 4 orang. Jika pohon berkurang, mungkin nanti oksigen tidak gratis lagi.
  • Menunjang ekonomi masyarakat. Hutan bisa masyarakat manfaatkan untuk kesejahteraan, namun harus dibarengi dengan menjaga dan melestarikannya.

Apa yang Harus Dilakukan dalam Menjaga Hutan?

Menjaga hutan mungkin terdengar mudah, namun faktanya luas hutan di Indonesia terus berkurang. Untuk itu, mari bergerak bersama. Ikuti jejak “Laskar Hijau” yang telah eksis dalam menghijaukan Gunung Lemongan.

Mulai dari hal kecil dan sederhana, lalu lakukan secara konsisten dari langkah-langkah berikut ini:

  • Mengurangi penggunaan tisu, karena bahan utama tisu adalah serat kayu.
  • Mengajak semua kalangan untuk lebih peduli lingkungan melalui edukasi lewat blog maupun konten media sosial.
  • Ikut andil dalam reboisasi atau penanaman pohon.
  • Tidak tutup mata atau abai jika terjadi ilegal loging di lingkungan tempat tinggal.
  • Menanam pohon depan rumah

Aku percaya setiap usaha kita bisa membuahkan hasil yang positif untuk hutan yang kembali hijau dna lingkungan yang kembali asri. Karena, Laskar Hijau telah membuktikan dengan konsisten menanam pohon di Gunung Lemongan, kini 400 hektar lahan kembali dipenuhi pepohonan.

Oleh sebab itu, daerah lain pun, khususnya di kampung halamanku juga bisa seperti itu. Jadi, tidka takut untuk mudik karena rasanya ingin sekali mengajak para pemuda di kampung untuk menjaga hutan agar tidak semakin gundul.

14 pemikiran pada “Menghijaukan Gunung Lemongan Lewat Laskar Hijau”

  1. Bangga akutuh kalo ada A’ak bareng anak muda lokal buat kembali menghijaukan kawasan Gunung Lemongan. Bahkan, waktu empat tahun dirasa sangat berjuang untuk lebih menyebarluaskan kepedulian Laskar Hijau ini.

    Balas
  2. keren bangeeeet. semoga aja makin banyak orang yang peduli dengan lignkungan terutama mengjaga hutan. maklum yak, banyak banget hutan yang dibakar secra sengaja yg bikin sedih. mana yang kena dampaknya juga kita pula. anw, aku kira tadi Lamongan, ternyata Lemongan hehe

    Balas
  3. Saat sudah masuk kemarau panjang, sudah sangat terasa bagaimana susahnya air ya, Mbak. Ini karena ulah manusia yang menebang pohon. Akhirnya tidak ada langi cadangan air.
    Dan keren sekali yang dilakukan A’ak ini mampu menghijaukan kembali gunung Lemongan dengan laskar hijau-nya. Jadi inspirasi bagi teman-teman lainnya di daerah untuk menghijaukan gunung juga.

    Balas
  4. Sekarang banyak berita tentang kebakaran hutan karena musim kemarau yang panjang, baca beritanya bikin miris dan kayak emosi aja gitu kok ada orang-orang yang bakar hutan gitu, namun baca artikel ini, sedikit angin sejuk untuk pelestarian hutan, masih banyak orang-orang yang peduli akan penghijauan. Banyak cara untuk menjaga lingkungan, dan cerita ini menginspirasi

    Balas
  5. Semiga Laskar Hijau bisa mengembangkan sayapnya ke wilayah lain yang perlu penghijauan. Karena di Jawa cukup banyak juga kejadian karhutla. Baru2 ini di gunung arjuno

    Balas
  6. semoga makin banyak yang seperti A’ak ini, dan tentunya setuju kak memang gak bisa melakukan penghijauan secara individu, harus bahu membahu dan kontinu

    Balas
  7. Salut buat kang A’ak yang mau meluangkan waktunya demi menghijaukan hutan di Lemongan. Sumpah baru tahu ada gunung loh di situ. Sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Bali tuh ga pernah lht ada gunung. Tp emg bkn gunung yg tggi bgt sih.

    Bgm pun perjuangannya ini patut diapresiasi. Hutan di situ psti bermanfaat bg masyarakat sekitar. Sumber air berlimpah. Flora fauna jd mkn betah.

    Balas
  8. Hutan itu banyak banget manfaatnya, sedih loh akhir2 ini banyak berita ttg kebakaran hutan. Yuk hutan bisa menghijau kembali… Salut bgt buat Aak, perjuangannya bisa ditiru…

    Balas
  9. Dulu, aku gak kebayang deh… hutan ko bisa kering.
    Ternyata beneran ada. Dan mirisnya, itu ulah manusia yang membalak secara ugal-ugalan.
    Sedih sekali.. Apalagi memasuki musim kemarau seperti ini.
    Semoga pemerintah dan kita semua bisa bersama bergerak berdaya melakukan reboisasi hutan yang gundul dan kering.

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses