Tetesan air hujan yang jatuh pada daun talas di teras rumah membentuk lingkaran sempurna. Bening, padat dan menyejukan. Terkadang aku bercermin menyaksikan seberapa jelas aku mampu menemukan sosok bayanganku.
“Apakah aku masih sama?”
Aku mencondongkan wajah ke sana. Tidak terlihat. Ini sudah satu tahun. Tapi aku tak mampu menerkanya. Sosok bayangan itu seakan lesap dari pandanganku.
“Hati-hati ka! itu bukan daun talas. Untung belum menggenggam duri mawar ini.” Tubuhku ditarik menjauh. Ah, kali ini pun aku salah lagi.
Kuraba kedua mata, hatiku melangut dengan jutaan spektrum warna yang kini menghilang kecuali segumpal kegelapan mengelilingi.
“Maaf, ka. Ade belum dapat pendonornya.”
eh, masa mba?
semoga selanjutnya nggk.:)
Kereeeen, tapi masih clueless ya…