“Mba, gimana sudah yakin?” Ayal tanya Mbah Sri yang pasti meragukan niatku lagi. Wajahnya pun menandakan tak yakin. Ya, aku bisa memakluminya karena ini yang ketiga kalinya aku datang ke sini. Namun untuk kali ini aku sudah menggenapkan hati, tak akan lagi melarikan diri.
“Iya, Mbah. Aku sudah ikhlas untuk melepasnya. Dia pasti akan mengerti.”
Setelah menghela nafas, dukun beranak itu memijat perutku perlahan. Rasa sakit seketika menerjang perutku. Tubuhku lemas tak berdaya.
“Maaf, nak. Tak minta restumu terlebih dahulu. Seandainya kamu bukan dari hasil pemerkosaan, ibu pasti teramat bahagia dengan kehadiranmu. Semoga kamu memang memahami perasaan ibu.”
_______________
Flash Fiction
100 kata
:'( huhuhuhuhu T____________T T___________T 100 kata bikin gundah gulana
:'( huhuhuhuhu T____________T T___________T 100 kata bikin gundah gulana