Menjadi pengantin baru, mendapatkan pertanyaan tentang hamil anak pertama sudah seperti makanan pokok sehari – hari. Bikin kuping panas, terkadang bikin mual dengan pertanyaan yang dibilang sensitif tersebut.
Yups, bagi aku dulu ini sensitif banget. Gimana tidak? Aku dan suami LDM, ketemu kalau gak seminggu sekali ya dua minggu sekali. Pokonya gak tentu. Bakalan punya momongan secepatnya aja gak kepikiran. Tapi satu pertanyaan di atas hanya bisa diaminin.
Then, tiga bulan pernikahan akhirnya aku bisa jawab dengan tegas dan lancang kalau ada yang nanya lagi hamil nggak nya. Senengnya itu luar biasa loh ya bisa jawab pertanyaan yang selama ini bikin gundah gulana.
Jujur terkadang bikin down dengan pertanyaan tersebut, takut ternyata mandul dan semacamnya. Karena sodara yang kebetulan nikahnya di tanggal dan bulan yang sama langsung tokcer. Yah, setiap orang memang beda rizkinya, ya.
Tapi tetap saja keresahan itu tak bisa dihindari. Dan, Skak Mat itu kalau mertua yang nanyanya, ini si cuma bisa nunduk. Sayang sungguh sayang, keresahan itu tidak berakhir begitu saja. Sebagai perempuan yang baru merasakan kehamilan sering sekali gundah gulana yang bikin stres.
Baca Juga: Tips Persiapan Persalinan
Contents
Drama Hamil Anak Pertama
Ngidam
Ngidam itu sudah jadi hal yang lumrah bagi ibu hamil. Tapi, aku tidak mengalami masa itu. Bagaimana rasanya ngidam? Tidak tahu sama sekali! Keseharian selama hamil tidak ada yang berubah seperti sebelumnya. Makan lancar.
Hanya satu dua makanan yang bikin mual. Lalu, tetangga bilang kalau wanita hamil ngidam itu bagus ke anaknya, tandanya si anak sehat. Entah mitos atau bukan tapi jujur kok malah kepikiran ya.
Perut Kecil Hamil Anak Pertama
Walau sudah hamil tua, perut aku tuh kecil. Bahkan beberapa orang gak nyadar kalau lagi hamil tua. Si Mamang Cuangki malah ngiranya saya habis lahiran. Sudah biasa juga mendapat pertanyaan “kok hamil tua perutnya kecil?”
Namun periksa ke Dokter pertumbuhan bayi saya sehat-sehat saja ko. Dan untunglah Dokter Meily gak bosan setiap kali periksa menanyakan hal yang sama. Kalau suami si selalu jawabnya begini “Emang mau sebesar apa?” Iyah si, mau sebesar apa? Toh memang aku ini kurus. Makan sebakul juga gak bertambah berat badan. BB itu kalau gak 43 kg, ya 42 kg.
Hamil Anak Pertama Jadi Sensitif
Masih berhubungan dengan yang aku jelaskan di poin 2. Pernah loh ada yang ngatain aku cacingan. Walaupun sekedar becanda tapi bikin sakit hati dengernya. Kesel, sebal, gimana gitu ya. Kaya sendirinya belum pernah hamil saja. Pasti tahu gimana sensitifnya bumil. Bukannya aku lebay, tapi memang perubahan sebelum dan lagi hamil itu terasa banget.
Kontraksi di Usia Kandungan 7 Bulan
Menginjak kandungan 7 bulan. Debay semakin aktif. Pernah suatu hari dia nendangin perut, menggeliat, dari berangkat kerja sampai pulangnya. Padahal sudah diusapin. Yang kaget itu, sering mengalami kontraksi palsu. Hawatir banget waktu itu takutnya malah prematur.
Mendengar pengakuanku, Dokter Meily ikutan resah. Alhasil, dokter memberi obat untuk menghilangi kontraksi palsu tersebut.
Jatuh dari Motor 2x
Aku dan suami LDM. Jauh dari orang tua dan mertua. Di Cikarang itu sendiri. Kecuali sabtu – minggu karena adik dan suami berkunjung ke Cikarang. Akses kosan ke tempat kerja tidak ada angkutan umum. Mamang Ojek pun jauh sangat.
Yah, mau gimana lagi bawa kendaraan sendiri adalah jalan satu-satunya. Kebetulan, tanjakan menuju kosan itu jalannya selalu jelek. Pokonya tanjakan tersebut gak bisa di hotmix maupun di beton. Dramanya panjang.
Di tanjakan tersebutlah aku jatuh 2x yang bersyukurnya gak pernah parah. Kandungan sehat-sehat saja tidak mengalami pendarahan. Namun, tetap saja hawatir takut kandungan terbetur sesuatu dan tidak disadari. Sejak saat itulah tak mau lagi lewat sana. Jalan lain yang lebih aman pun ditemukan walau harus bayar seribu rupiah.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayi
Penutup
Sebenarnya masih ada beberapa drama hamil anak pertama yang sepele dibesar-besarkan. Apalagi kalau urusan pamali dan bumali ini debat sama si mamih malah dikiranya merekedeweng alias keras kepala. Karena gak mau dicap anak pembangkang ujung-ujungnya nurut juga.
Setelah melahirkan dan mengingat masa-masa saat hamil, ternyata kehamilan membuat aku lebay. Hohoho
Drama ini pun berlanjut saat hari persalinan tiba.
Sama, hamil udah 3 kali, saya juga nggak pernah ngidam.
Karena gak ngidam aku jadi penasaran, ngidam itu kaya gimana. 🙂
Wah… aku makan banyak malah gak begitu drastis naiknya Mba.
Tapi, pas lahiran debaynya 3.5 kg, padahal perut gak besar-besar banget.
morning sick aku juga gak begitu parah mba. Bersyukur banget pas kerja gak keganggu dengan mual.
aku baru tahu Mba ada istilah hamil kebo. Apa karena Kebo kalau hamil gak tambah gede ya mba perutnya. hehe
Duh enaknya ngga ngidam & perutnya kecil.. ku siriiik hiiiikss.. aku hamil pertama udah kayak badut dan naek 25kg karena awal2 susah makan jd disuruh makan mulu ma suami 🙁 hasilnya naek banyak banget huhuhuhu…
Saya 2x hamil juga gak pernah ngidam. Gak pernah mual juga. Kalau kata orang-orang istilahnya hamil kebo. Dulu saya cungkring banget, BBnya gak pernah lebih dari 40. Pas punya anak pertama juga masih agak langsing. Tapi begitu anak kedua, mau turun ke 55kg aja susah hehehe
Katanya sih kalau gak ngidam artinya gizi udah terpenuhi, mbak. Kan ngidam karena ketidakseimbangan hormon…akibat gizi yg gak seimbang juga. Jadi yuk bersyukur **toss sesama bumil tanpa ngidam, hihi
Oh…. gitu mba. Aku baru tahu nih.
Wah… thanks infonya.
Toss… mba.