Mengelola Emosi Anak – Memiliki anak yang masih balita itu betul-betul penuh warna dan berjuta rasa. Setiap harinya ada saja hal-hal yang membuat bahagia namun seketika dapat menimbulkan emosi seperti anak tiba-tiba nangis hingga tantrum. Lalu, berujung pada orang tua ikut emosi. Pernah mengalami Ayah dan Bunda? Pasti pernah, iya kan! Tidak dipungkiri terkadang saat Jasmine mengeluarkan emosinya, aku suka ikutan emosi. Walau pada akhirnya selalu muncul rasa bersalah karena sudah memarahi anak.
Masalah emosi ini sebetulnya tidak hanya terjadi pada anak balita, di atas lima tahun hingga dewasa pasti ada saja drama yang membuat anak dan orang tua adu mulut. Yang satu marah, yang lain pun ikutan marah.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya rem pengendali agar tidak berujung dengan semakin besarnya masalah. Terutama, balita. Anak marah atau tantrum itu bukan sesuatau yang langka. Entah itu karena alasan yang pasti atau tidak. Tantrum adalah kondisi di mana anak mengalami keterbatasan bahasa dalam mengutarakan keinginannya, sehingga cara anak-anak meluapkan emosinya dengan meronta, menangis dan lainnya.
Oleh sebab itu cara mengatasi emosi anak saat marah hingga tantrum adalah dengan mengidentifikasi penyebabnya. Bisa jadi perasaan tersebut muncul karena ada keinginannya yang belum terpenuhi, kecewa atau lainnya. Jika sudah diketahui pemicunya maka emosi tersebut harus dikelola. Bagaimanapun emosi bukan sesuatu yang negative atau salah karena tidak hanya tentang marah, seperti senang, malu, sedih termasuk ke dalam emosi.
Contents
5 Hal Sederhana Mengelola Emosi Anak Saat Marah

Mendengarkan Perasaan Anak
Saat anak marah atau tantrum cobalah dekati anak dan dengarkan apa yang menjadi keluhannya, apa sebetulnya yang anak inginkan. Langsung mendokrin anak bahwa tindakannya salah bukan cara yang tepat. Biarkan anak mengeluarkan emosinya karena hal ini juga bagian dalam proses pembelajaran anak.
Tidak Membalas dengan Emosi
Saat anak tantrum jangan pernah membalasnya dengan emosi lagi seperti dimarahi atau memukul. Hal tersebut bisa membut anak trauma, terlebih sampai anak menirunya, duh pasti gak mau dong kalau anak kita jadi ringan tangan. Harus ingat! Anak itu peniru yang ulung.
Mengalihkan Perhatian
Saat anak meluapkan emosinya maka hal ketiga yang dapat dilakukan adalah dengan mengalihkan perhatian anak. Dari mengajak bermain bersama. Bisa jadi anak tantrum karena ingin bermain bersama Ayah dan Bunda.
Brainstorming
Cara ini adalah dengan mengajak anak untuk memecahkan masalahnya sendiri. Aku sering mengajak Jasmine melakukan brainstorming seperti saat dia nangis karena rebutan mainan dengan temannya atau saat dia pengin susu tetapi botol yang digunakan tidak sesuai dengan keinginannya.
Memberitahu Macam-Macam Emosi
Jelaskan kepada anak jenis emosi dan beri solusi bagaimana cara mengatasi dan mengelola emosi dengan sewajarnya.
Sebelum melakukan 5 hal sederhana di atas dalam mengelola emosi anak, orang tua juga harus bisa mengendalikan emosi agar tidak terbawa suasana. Sebagai orang dewasa kita harus lebih memaklumi dan bersabar dengan tingkah anak yang terkadang membuat darah tinggi naik.
Kenapa Orang Tua Perlu Mengendalikan Emosi?
Seperti dalam postingan Mba Leli keberhasilan dalam Melatih Anak Mengendalikan Emosi Sejak Dini tidak hanya bergantung pada satu pihak saja yaitu anak, melainkan bagaimana sikap orang tua mampu menghadapi dan memberikan solusi yang tepat.
Memukul-Marah-Marah-Mendokrin
Tiga hal tersebut bukan hal yang tepat. Maka lakukan hal berikut ini dalam menghadapi anak yang tengah marah dan tantrum.
- Tetap Tenang, menghadapi anak yang marah dan tantrum Ayah dan Bunda harus tenang.
- Tarik Nafas, atur nafas dengan menarik nafas dan hembuskan dengan perlahan. Lakukan hingga 3 kali.
- Berhitung, selanjutnya coba berhitung. Misal sampai 10.
- Peluk, peluklah si kecil agar emosinya lebih tenang.
Jika hal di atas sudah dilakukan, selanjutnya orang tua dapat membantu anak untuk mengelola emosinya.
Btw, punya pengalaman seru dalam menghadapi emosi anak saat marah? Silahkan berbagi di kolom komentar.
Whoaaa, kalo masalah emosi dan “berantem” ama anak nih, aku udah rada hopeless Mba wkwkwkwkw
Tips yg sering aku praktekin, banyak doa aja.
Soale, ya gitu deh, anak jaman now 🙂
Nah itulah kdng kalau lg esmosi aku berusaha menjauh dulu ntah masuk kamar mandi atau ambik air dr kulkas dan minum dulu. Jd menghindari nyerocos yg malah bikin anak tambah ngegas juga huhu. Belum lg emang perilaku kita tu diamati sekali ma anak2 ini ya mbak hiks. Ini anakku dah 7 dan 5 dah kerasa mulai membantahnya hehe. Semoga saja msh bisa kasi contoh yg baik dan selalu jd teman kepercayaan anak tempat dia cerita apa aja.
Dulu si sulung jaman balita gitu tantrum…dan kalau lagi emosi bikin aku juga ikut darah tinggi. Hiks
Terus mulai bisa kontrol diri…eh sekarang di usia remaja, meledak lagi.
Emaknya? Berusaha menerima karena memang usia remaja meledak-ledak emosinya ya…Belajar sabar juga jadinya:0
Saya diingatkan lagi, masih harus mengontrol emosi ketika berhadapan dengan anak yang marah … terima kasih ya Mak.
Kalau berdasarkan pengalaman menangani anak tantrum itu yang paling sulit mengendalikan emosi sendiri. Sulit banget nget nget. Kalau emosi sendiri belum terkendali meski sudah melakukan berbagai cara tetap aja ujungnya bakal jadi ajang adu tantrum ibu dan anak. Hiks. Aku biasanya kalau sudah mulai emosi karena anak tantrum minta supaya dia meluk aku. Kalau dia nggak mau aku yang minta waktu untuk time out diri sendiri. Setelah tenang baru deh menangani tantrum anak.
memang di saat yang penuh tantangan seperti sekarang kita jadi gampang tersulut emosi yaa mba . Aduh masih sama – sama mejaga dan belajar mengendalikan diri ya
punya tiga anak yg secara emotional karakter dan cara ekspresinya macem2 tuh sebenenrnya bikin aku jadi belajar banget…
ada yg meledak2 ada yang kalem…dan aku yang aslinya agak meledak jd belajar lbh kalem jg sm mrk nih…
Yang sering saya lakukan saat menghadapi anak yang sedang marah adalah langsung memeluknya, itu kalau anakku masih kecil. Setelah besar, saya peluk bapaknya, minta perlindungan agar emosiku bisa menurun, soalnya suka ikutan emosi, hi-hi-hi
Benet bnget tipsnya Aku sering nih kak melakukan yg ini Mendengarkan Perasaan Anak
Saat anak marah mencoba dekati anak dan dengarkan apa yang menjadi keluhannya, lbih bnyk mendengar mereka marahnya jd hilang
thanks for you reminder mba, i have 3 girls, some time they make me feel angry but soon i must grateful, then i have kids helathy, sweet, perpect body and like to eat, hahaha
Aku belum punya pengalaman sih tapi suka ngasuh ponakan yang rebutan gantian pake hp hihihi. Kadang caraku ngingetin masih harus dikoreksi nih karena cuma nyuruh untuk sabar nunggu giliran dan ga ajak ngobrol kayak brainstorming gitu. Makasih sharingnya ya, Mak
Penting banget mengelola emosi anak ini.. karena sama dengan mengelola emosi kita dan orang se rumah..
Iya iih… School From Home ini membutuhkan hati seluas samudra.
Pas semua kondusif siih…mamak bahagia. Tapi ada beberapa hari yang anak-anak teh, bener yaa…ngujiii pisan.
Jadi lebih ke inhale-exhale.
Orangtua memang harus bisa mengendalikan dirinya terlebih dahulu sebelum bisa mengendalikan amarah anak. Yang sering kejadian kan ketika anak tantrum, ortunya malah ikutan emosi tak keruan. Ini tentu saja tak menyelesaikan masalah yaaa…
Mbak, kalau brainstorming itu sebaiknya dilakukan pas kapan? Kalau anak saya setelah tantrum dan agak tenang biasanya baru bisa mengatakan penyebab kemarahannya. Apakah ini juga saat yang tepat untuk brainstorming? Atau tunggu sampai suasana hatinya menjadi lebih gembira?
betul caranya tetap tenang dan tidak dibalas dengan emosi karena dibalas dengan emosi malah makin menjadi dramanya sih mba kalau aku sama anak hahaha dan pelukan bagiku yah itu manjur banget