Jika saat ini aku masih menginjak bangku SMP tidak akan pernah mau membeberkan fakta tentang diriku. Namun karena masa SMP sudah lewat 10 tahun yang lalu aku akan mengangkat tangan paling tinggi. Why? Karena aku bukanlah aku yang dulu. Si pemalu yang benar-benar bisu tanpa memiliki percaya diri yang kuat.
Sedangkan sekarang, aku sudah mulai berani unjuk gigi. Walau rasa malu masih ada. Tapi, setidaknya tidak mendominasi rasa percaya diriku. Belajar dari pengalaman di masa lalu, harus berani bilang ‘Iya’ dan ‘Tidak’ baik dalam keadaan benar atau salah.
Walau memang bukan public figur yang menginspirasi jutaan manusia di muka bumi, aku tetap ingin berbagi tentang diriku. Semoga saja ada kebaikan yang dapat diambil dari seoran wanita kampung sepertiku.
Baca Juga : 3 Artis Cilik Favorite yang Menginspirasi
Contents
Inilah 3 Fakta Tentang Diriku
-
Siapa Aku?
Aku hanyalah anak seorang petani. Bapak sebetulnya memiliki keahlian di bidang arsitek namun keadaan hanya membuatnya menjadi pekerja bangunan. Sedangkan saat ini lebih memilih bertani walau tidak punya sawah. Memang bukan Bapak dengan penghasilan yang tetap. Namun usahanya mengantarkanku meraih S1 dan sekarang menanggung semua biaya hidup dan kuliah adik. Karena keadaan ekonomi yang sulit, tentunya sebagai anak pertama ingin meringankan beban orang tua. Sedikit saja, semampuku, karena jasa merawat dan menjaga hingga saat ini tidak akan terbayar oleh apa pun yang bernilai ekonomi.
Mimih, seorang ibu rumah tangga yang juga sibuk bertani. Itu sebelum aku bekerja karena sekarang tidak tega membiarkan mimih bekerja panas-panasan di sawah. Jujur, bukan pekerjaan yang mudah bergulat dengan lumpur, padi, dan terik matahari. Dari kecil aku mengalaminya. Hingga masa kecilku dihabiskan di sawah, kebun, hutan, bersama para kodok, kicauan burung dan hembusan angin.
Sekarang setelah menikah dan memiliki gadis perempuan. Aku dapat merasakan alasan Bapak dan Ibu bekerja keras banting tulang tanpa mengenal waktu. Semua itu demi kebahagiaan anaknya.
Kebahagiaan seorang anak adalah kebahagian orang tua.
Aku memiliki satu adik perempuan yang terpaut jarak dua tahun. Karenanya banyak yang salah sangka kalau aku si adik dan sebaliknya. Karena dari fisik adikku terlihat lebih dewasa. Namun aslinya mah nggak kok. Aku tetap seorang kakak dengan pemikiran yang lebih dewasa. Adikku, fisik memang lebih bongsor, namun pemahaman kedewasaannya masih banyak yang harus digali oleh adik.
-
Apa yang Aku Miliki?
Secara materi aku tidak punya apa-apa. Rumah di kampung milik orang tua. Di kota ngontrak. Yang aku miliki adalah tekad dan keyakinan.
Tekad yang kuat untuk terus menjadi pribadi yang mengalami perubahan ke arah yang positif. Sebuah tekad untuk melawan semua kekurangan. Yang tadinya malu-malu sekarang malu-maluin *lol. Yang tadinya sulit bergaul dengan orang baru, sekarang pekerjaanku sebagai seorang Marketing Manager tidak jauh dari pertemuan dengan orang-orang baru yang memiliki karakter beragam.
Pokonya yang tadinya menjadi kekuranganku, perlahan bisa di atasi. Belum 100%, sih. Dijalani saja secara perlahan, dan nikmati prosesnya.
Namun, banyak teman-teman dekatku yang salah kaprah bahwa pekerjaan seorang marketing pasti bisa di jalani dengan mudah bagi seorang Erin. Hoho, padahal tidak semudah asumsi teman-temanku, karena bertemu dengan orang baru dengan karakter berbeda-beda perlu kesabaran yang luar biasa. Ada yang welcome, ada yang memandang sebelah mata, ada yang meremehkan, ada yang menjadi teman curhat. Pokonya ada saja kesannya.
Aku hanya memiliki tekad dan keyakinan besar untuk selalu berjuang. Bersikap professional sesuai lingkungan di mana aku berada. Di tempat kerja ya urusanku dengan pekerjaan, di rumah urusanku dengan anak dan kerjaan rumah tangga, di komunitas tempat sharing dan berbagi informasi.
-
Apa yang Telah Aku Lakukan?
Tidak banyak. Tapi memang harapanku menyekolahkan adik bisa tercapai. Memberikan yang terbaik untuk Jasmine dari segi materi maupun waktu menjadi fokus utama hingga akhir hayatku. Berkaca pada kedua orang tua. Hari ini, esok dan seterusnya semua yang aku lakukan untuk kebaikan Jasmine di masa depan.
Ya, aku ingin Jasmine mendapatkan kehidupan yang layak. Walau begitu aku tidak akan melarang jika Jasmine ingin menghabiskan masa kecilnya di sawah, kebun atau gunung. Aku si senang-senang saja karena alam tidak bisa lepas dari jiwaku. Aku malah punya rencana ngajak Jasmine mendaki gunung jika sudah waktunya. Tsah.
Baca Juga : 7 Hari Keliling Indonesia, 1 dari 4 Harapan yang Ingin Dilakukan di Usia 40 Tahun
Dalam hal kesuksesan di kerjaan, ada yang salah mengartikan apa yang aku dapatkan saat ini. Tidak hanya satu-dua orang yang memintaku untuk mencarikan pekerjaan untuk anaknya. Tapi….pekerjaannya itu harus bergaji besar. Tinggal langsung masuk. What? Aku merasa tersinggung, loh. Mencarikan pekerjaan bisa saja dibantu. Tapi dengan syarat gaji besar dan langsung kerja untuk lulusan SMA? Jika semudah itu lulusan S1 tidak akan jadi driver ojol.
Duh, ya. Aku saja sebelum bekerja di tempat yang sekarang pernah melamar pekerjaan ke beberapa tepat. Di tolak hanya kurang tinggi, padahal ada karyawan di hotel tersebut yang lebih pendek dariku. Pernah juga kena tipu hingga jutaan rupiah, ini karena aku tergesa-gesa mengambil keputusan. Perlu proses. Perlu perjuangan. Jangan terlalu menginginkan hal-hal yang terlalu tinggi. Di dunia kerja itu, buktikan dulu saja kinerjanya, gaji akan mengikuti.
Rezeky sudah ada yang mengatur, bukan? Waktu wawancara kerja di tempat sekarang aku ditanya mengenai gaji yang diinginkan. Aku menyebutkan sesuai gelarku saat itu yaitu lulusan S1 Sastra Jepang. Dan, yang aku terima ternyata malah lebih. Gaji saat itu aku kesampingkan dulu, terpenting dapat kerja dulu saja.
Tidak ada yang instan dalam hidup. Jikalau ada, selalu ada embel-embel di belakang.
Fakta Lainnya Tentang Diriku
Selain tiga fakta di atas sebetulnya masih banyak orang yang salah kaprah tentang diriku. Seperti status lajangku, yang sudah memiliki anak satu. Tapi rekan kerja banyak yang menganggapku masih single, padahal di jari manis tangan kanan melingkar cincin pernikahan. Aku terkesan dingin, tapi kalau sudah kenal dekat songongnya gak ketulungan. Selalu dianggap keturunan Cina dan Jawa, padahal 100% Sunda. Dan fakta lainnya yang aku cukupkan sampai di sini saja, ya. Sudah hampir seribu kata, nih. Hoho.
Kira-kira ada yang memiliki fakta seprti tentang diriku di atas? Silahkan, sharing di kolom komentar, ya.