Sosialisasi literasi digital merupakan hal penting bagi Indonesia, mengingat rendahnya minat baca di negeri berfollower ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hoaks yang beredar cepat di masyarakat.
Sesungguhnya di era digitalisasi ini penting sekali untuk dapat memilah dan memilih setiap informasi yang beredar. Baik itu dalam bentuk visual, audio maupun tulisan yang harus cek terlebih dahulu valid tidaknya informasi tersebut.
Hal ini karena setiap informasi yang beredar bisa saja berupa berita hoaks yang akan menimbulkan keresahan dan kegaduhan. Selain itu berita bohong tidak hanya merugikan orang lain, tetapi akan berdampak buruk bagi diri sendiri.
Jika dulu kita sering mendengar peribahasa “Mulutmu, harimaumu”, maka saat menggunakan internet “Jempolmu, harimaumu”. Itulah mengapa banyak sekali orang-orang yang terjerat undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE no.11 tahun 2008.
Oleh sebab itu, penting sekali memahami literasi digital dalam menggunakan media teknologi digital. Khususnya penggunaan media sosial yang memiliki pengguna terbanyak, khususya di Indonesia. Ingatlah! Hal yang mungkin kita rasa sepele akan menimbulkan masalah pelik kemudian hari.
Contents
Peranan Penting Literasi Digital
Berdasarkan hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2020 mencapai sekitar 196,7 juta atau setara dengan 73,7% pengguna. Hal ini mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Pengaruh meningkatnya pengguna internet tahun 2020 adalah adanya perubahan aktivitas karena Pandemik Covid-19. Virus yang pertama muncul di akhir tahun 2019 ini telah melumpuhkan berbagai jenis sektor perekonomian. Pada akhirnya tidak memberikan pilihan lain untuk beralih aktivitas dari offline ke online.
Hal tersebut juga diperketat dengan peraturan pemerintah dalam menerapakan pembatasan sosial. Membuat berbagai kalangan harus melakukan work from home (WFH), pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekedar bersilaturahmi dengan kerabat dan sahabat.
Internet memang memberikan solusi saat kehidupan manusia di luar lumpuh dan mengharuskan untuk tetap di dalam rumah. Akan tetapi, cepatnya penyebaran internet yang sulit untuk dikendalikan menuntut setiap pengguna untuk melek literasi digital.
Apa itu Literasi Digital?
Sebelum membahas hal-hal yang harus kita lakukan agar melek literasi digital akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu pengertiannya.
Dilansir dari literasinusantara.com, literasi digital memiliki pengertian sebagai pengetahuan dan kecakapan dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya.
Sedangkan menurut Bawden, literasi digital merupakan keterampilan teknis dalam mengakses, merangkai, memahami dan menyebarluaskan informasi.
Tujuan Literasi Digital
Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa literasi media digital tidak hanya wajib dipahami oleh pengguna internet yang menyampaikan informasi. Pun dengan pengguna lainnya perlu paham betul.
Hal ini tujuan literasi agar setiap pengguna lebih bijak dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi digital berbasis jaringan internet. Tidak hanya paham cara menggunakannya saja, akan tetapi semual hal harus dimengerti.
Manfaat Media Digital dalam Literasi
Sedangkan untuk manfaat yang dapat kita petik dari literasi digital, yaitu:
- Mengembangkan bisnis e-commerce di industri 4.0.
- Membuka lapangan pekerjaan berbasis media digital.
- Mengembangkan kemampuan literasi tanpa menghapuskan teks berbasis media cetak.
- Menjadi sebuah perantara untuk menghasilkan media berbeasis cetak. Seperti, tulisan di blog menjadi sebuah buku.
Dampak Negatif Media Elektronik
Di mana ada manfaat positif yang ditimbulkan, di sana ada juga dampak negatif jika tidak memahami digital literasi. Sembarangan menggunakan media internet maka tidak dimungkiri akan mudah termakan isu hoaks, konten-konten yang mengarah pada ujaran kebencian dan penipuan transaksi online.
Ada juga beberapa dampak tidak pahamnya literasi digital yang masih marak terjadi yaitu cyberbullying. Di mana banyaknya kasus penindasan atau perundugan dengan menggunakan media elektronik. Biasanya korban sulit membedakan yang sekedar bercanda atau benar-benar melakukan penindasan.
Dengan memahami konsep dari literasi di industri digital inilah jawabannya. Nantinya kita dapat membedakan mana yang baik dan buruk.
Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Digital
Dikutif dari Materi Pendukung Literasi Digital yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa Dougias A.J. Belshaw dalam tesisnya yang berjudul What is ‘Digital Literacy’? (2011) menyebutkan ada delapan elmen esensial dalam mengembangkan literasi digital. Diantaranya.
- Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital.
- Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten.
- Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
- Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital.
- Kepercayaan diri yang bertanggung jawab.
- Kretaif melakukan hal baru dengan cara baru.
- Kritis dalam menyikapi konten.
- Bertanggung jawab secara sosial.
Mengatasi Darurat Literasi Digital di Indonesia

Tantangan dari mengatasi darurat literasi digital di Indonesia perlu waktu yang tidak singkat. Mengingat minat baca di Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Terlebih menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di Dunia.
Inilah yang menjadi salah satu alasan netizen Indonesia mudah sekali terhasut dan termakan isu hoax. Selain itu, orang Indonesia pun sangat mudah sekali merasa simpati dengan berita-berita yang menimbulkan rasa iba.
Oleh karena itu, penting sekali untuk mengatasi dan mensosialisasikan akan pentingnya menumbuhkan literasi yang baik dan benar dengan bijak dalam menggunakan media digital.
Berikut ini hal-hal yang dapat kita lakukan.
1. Budayakan Membaca Sedini Mungkin
Budayakan anak-anak gemar membaca sejak kecil agar dewasa kelak dapat menjadi pribadi yang bijak dan cerdas. Tidak akan mudah terhasut oleh berita yang dari judulnya saja sudah menyesatkan.
Dengan membiasakan membaca sedini mungkin, pada akhirnya membaca akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Selain itu mampu memahami literasi dalam menggunakan media digital.
2. Memahami Teknik Menulis Literasi Digital
Teknik menulis dan editing media digital sangat penting dalam literasi. Bertujuam untuk mengurangi kesalahan penulisan. Sehingga, tulisan dengan mudah dapat dipahami pembaca. Mengingat pengguna internet datang dari berbagai kalangan usia, pendidikan dan lainnya.
Dalam Kelas Growth Blogger yang saya ikuti, Mba Gemaulani memaparkan akan pentingnya menulis sesuai kaidah-kaidah dan ejaan bahasa Indonesia (EBI). Adapun hal yang harus kita pahami dalam menulis, yaitu:
- Menentukan Jenis Tulisan, jenis tulisan di sini adalah menentukan penyampaian informasi berupa deskripsi, narasi maupun story telling.
- Membuat Outline atau Kerangka Tulisan, outline akan mempermudah penulis dalam menyelsaikan tulisannya dan agar tidak ke luar dari tema yang hendak disampaikan.
- Maksimal Jumlah Kalimat dalam 1 Paragraf, menulis di dunia maya akan lebih baik dalam satu paragraf tidak lebih dari 5 baris agar pembaca tidak merasa bosan dan jenuh.
- Penulisan Huruf Kapital, penulisan huruf kapital sangat penting untuk diterapkan sesuai PUEBI.
- Memerhatikan penulisan partikel, kata ganti, kata depan, dan kata turunan.
- Melakukan Self Editing, penting sekali untuk mengecek ulang setiap tulisan sebelum disebarluaskan.
Masih ada beberapa poin penting untuk kita pahami yaitu peletakan dan penggunaan tanda baca, penulisan singkatan, dan kata hubung.
3. Teliti Dalam Menerima Informasi
Selalu teliti dalam menerima informasi yang beredar. Jika dirasa kebenarannya masih diragukan bisa menggunakan tool Hoax Buster Tools (HBT) persembahan MAFINDO yang bisa di download di playstore.
Dapat juga cek fakta di situs cek berita hoax terpercaya seperti cekfakta.com, Stophoax.id, Anti Hoax Search Engine (ASE), dan media digital terpercaya lainnya untuk literasi yang lebih baik.
4. Tidak Menyebarkan Berita Palsu
Jadilah pengguna internet yang bermanfaat dalam menyebarkan konten-konten positif. Di sinilah literasi berfungsi agar berhenti menyebarkan berita-berita yang tidak jelas sumbernya dari media online.
Sekalipun dari media ternama akan lebih baik cek terlebih dahulu keabsahannya. Selalu ingat dan tanamkan dalam diri dengan pepatah “Jempolmu, harimaumu”.
5. Membuat Konten Positif
Menggunakan internet tidak hanya untuk berbagi dan mencari suatu informasi, melainkan dapat kita manfaatkan untuk hal yang akan menimbulkan dampak positif. Seperti memulai usaha jualan online, melakukan charity online untuk saling berbagi dan membuat konten menarik juga positif untuk meredam konten negatif.
Kesimpulan
Bagaimana semakin melek dengan lietrasi digital? Yuk, lebih bijak dalam menggunakan media digital agar Indonesia tidak lagi darurat literasi digital. Selain itu bangsa ini akan lebih cerdas dalam memanfaatkan teknologi.
Memang masyarakat kita darurat membaca. Itu tidak bisa dimungkiri lagi. Kejadian itu sering, seperti orang merepost apa yang sebenarnya belum ia baca sepenuhnya. Saat ketahuan hoax, baru mengakui kalau itu belum ia baca semua. Ya, budaya membaca sampai tuntas itu harus ditingkatkan.
Wah benar sekali mbak, di era digital ini jempolmu adalah harimaumu. Maka dari itu kita perlu meningkatkan kemampuan literasi digital supaya tidak mudah jadi korban hoax dan juga memiliki filter sebelum menyebarkan sebuah informasi
Tidak bisa diremehkan punya kemampuan literasi digital tuh. Soalnya sekarang semua serba digital. Mau nggak mau harus melek kemampuan ini ya mba
Setuju Kak, sejak dini juga anak-anak perlu kita kasih pemahaman tentang literasi digital dengan cara mereka dan menginformasikan ke keluarga, teman dekat lalu dengan tulisan seperti artikel kece ini.
Nah ini. Sepakat sama Mba Ratna. Dengan begitu, paling nggak, ya anak anak ada filternya dulu dari orang yang lebih dewasa dan lebih hati hati dalam menyikapi informasi.
Kalau tentang masalah Hoax sebenarnya kita harus pandai memilah mana berita yg hoax dan berita yg benar. Ketika ada berita dari media online baik tulisan atapun rekaman video sebaiknya hanya sekedar dibaca dan dilihat. Hanya cukup tau saja tidak perlu di share karena setiap orang mempunyai sudut pandang yg berbeda-beda. Mungkin itu si menurut saya.
Miris melihat masyarakat di Negara kita lebih senang membaca konten yang sedang viral dari sumber yang belum jelas kebenarannya dibandingkan untuk membaca artikel yang memberikan informasi jelas serta menambah wawasan. Karena hal itu pula malah banyak penulis yang lebih memilih menulis informasi berdasarkan fiksi ketimbang fakta.
Kenapa ya tercipta budaya malas membaca di negeri ini? Apa karena akses buku lebih susah ketimbang informasi media elektronik (TV)?
Akibatnya sekarang banyak orang terbiasa melihat sekilas, tapi pandai menyimpulkan
Sedih memang mengingat fakta kalau Indonesia ini darurat membaca. Tak heran berita hoax menyebar dimana mana. Share dulu, baca belakangan.
Literasi adalah obat latah untuk yang sering kambuhan share sesuatu tanpa mengkroscek terlebib dahulu.
Iya mbak hanya dengan jentikan jari saja sudah membuat keributan begitu besar dan terkadang hal yang dibela mati²an ternyata hoax. PR besar lagi² PR yang belum bisa diatasi juntrungannya ya, mbak. Saya juga selaku blogger memang belum bisa sempurna, apakah tulisan² saya jauh dari kata hoax, sebisa mungkin memberikan informasi yang anti hoax. Karena apa yang kita tuliskan itu harus bisa dipertanggung jawabkan. Menjadi agen anti hoax dengan membuat karya² yang kredibel. Tentunya tidak mudah, kuantitas dan kualitas harus terus diupgrade
Sosialisasi sejak dini akan menolong dari darurat literasi digital ya kak, Semoga bisa lebih baik lagi. Senang ya sebagai blogger bisa ikut berperan dalam sosialisasi
Wah, penting juga ya paham literasi digital. Berselancar di dunia maya memang gak bisa sembarangan.
Duh bener deh. Bijak ber literasi digital Kudu jadi habits. Banyaknya hoaks kadang bikin kita gak bisa bedain mana yg benar dan salah. Kudu bisa pilah dan pilih informasi yak
sebelum pandemi kemarin, anak2 di sekolah wajib baca buku sebelum memulai pelajaran. 15 menit. berharga banget. baca apa aja, pokoknya baca
semoga ketika pandemi usai, gerakan keren itu tetap ada
Kelemahanku jadi tantangan bgt ternyata dalam ke penulisan nih, apalagi kalau tentang typo dan PUEBI. Makanya materinya teh Gilang mencambuk bgt buatku. Literasi memang tidak jauh dari baca, teliti, dan saring dlu yaaa mbak.
Iya memang Indonesia minat bacanya masih rendah banget. Sudahlah ada link supaya bisa dibuka untuk tahu ketentuannya maish aja banyak yang tanya, contact nya siapa, cara daftar bagaiman (sekedar contoh). Wajar lah kalau penyebaran hoaks sedemikian cepat karena pada gak melek literasi digital. Duh malah curhat
Setuju,,penting nya literasi digital bisa menghindarkan kita dr masalah masalah yg berhubungan dengan internet termakan hoax dan penyalahgunaan internet.
Teknologi digital sebenarnya dapat memberikan peluang besar jika dapat menggunakan dengan etika yang tepat. Itu sebabnya membangun literasi digital termasuk urgent untuk masyarakat awam yang baru berkenalan dengan teknologi khususnya teknologi digital.
Kunjungan perdana ke blog ini. Menarik artikel tentang literasi digital yang mulai viral belakangan ini. Sebenarnya literasi digital tidak hanya untuk menumpas hoaks, tetapi juga mencegah plagiarisme. Itulah setiap artikel blog sekalipun idealnya mencantumkan sumber jika mengutip. Sukses selalu
Kadang aku sendiri suka mikir berita2 di luar sana, apa memang seperti itu? Aku nggak mau ikut2an menjelek2an pihak tertentu meski jika itu kenyataannya. Karena aku sendiri nggak tahu mana yang bener dan yang salah.
Sebagai bloger kita termasuk agen perubahan lho. Menggiatkan literasi digital dengan konten bermanfaat.
Jangan sampai sih kita percaya hoax. Harus dibaca teliti dan cari sumber yg kompeten.
Dan jangan asal share juga deh…
Setuju sekali, walau tidak masuk dalam kurikulum pendidikan nasional (atau belum? ) mempelajari literasi digital sejak dini sangat dibutuhkan
Sepakat dengan peredaran informasi yang cepat sekali menuntut masyarakat untuk melek literasi digital. Karena memang dampak dari hoax cukup masif.
Emang ya orang Indonesia tuh ngga biasa membaca dari dulu. Jadinya kebawa ampe sekarang. Tapi senengnya pegang hape heheh.. semoga makin ke sini makin melek digital dan punya kemampuan utk memanfaatkanya dengan baik
Wah mba makasi aku baru tau ada tools nya… bisa aku coba2 ni mba..penasaran output nya bakal seperti apa. karena aku di grup keluarga aja mba.. apa aja di sharing X_X pusing mba
Mengajari anak membaca sejak dini memang bagus banget mba, bisa menstimulasi kecerdasan lainnya termasuk kecerdasan dalam literasi digital
Bener bgt kita harus melek digital literasi ya zaman skrg ini. Wah aku nggak ikut kelas KGB tapi jadi kecipratan ilmunya makasih ya Mbak Erin semoga sukses terus.
Hai hai. Salam kenal. Kunjungan perdana. Terima kasih sudah berbagi soal literasi digital. Membangun literasi digital memang jadi hal penting masa sekarang. Karena hoaks menyebarnya kebanyakan juga lewat digital. Jadi membangun narasi digital kudu dibarengi kemampuan memilah informasi juga.
Betul mbaak anak itu memang harus diarahkan untuk dekat dengan dunia literasi sejak dini, setuju banget kalau ada orang tua yang udah menanamkan nilai nilai pentingnya membaca sejak dini
Membudayakan anak-anak membaca sejak dini ini juga salah satu upaya agar kelak anak-anak melek literasi digital ya kak
Memang literasi digital itu penting sekali jaman now kalo nggak bisa kebablasan dan tidak smart dalam penggunaan segala macam yang berbau digital. Semoga makin banyak orang di Indonesia yang sadar dengan ini ya Mbak.
Betul mba sejak dini anak2 harus diajarkan ya membaca dlm bentuk apapun terlebih saat ini darurat literasi digital jadi menimbulkan bnyk informasi yang meresahkan
Wah aku baru tahu nih ada tools buat cek berita hoax dan ternyata banyak ya ragam dan jenisnya itu. auto Google ini aku nama-nama tools yang tadi disebutkan
Aku baru tahu minat baca di Indonesia rendah banget ya. Hampir nomor buncit. Wah wah ini serius harus dibenahi ya agar tidak makin parah. Dimulai dari diriku sendiri saja sepertinya
Link check hoax itu penting diketahui orang banyak. Biar kita ga latah langsung share.
Kontennya bagus spy kita melek literasi digital.
Setuju banget nih mbak untuk mengajak anak membaca sejak dini karena memang untuk mengajarkan literasi harus sejak masih anak-anak. Kelak saat dewasa mereka sudah bisa menyarinh informasi dengan lebih baik
Memang miris sekali karena Indonesia darurat literasi digital. Semakin mudah terpengaruh oleh HOAX apalagi di zaman sulit seperti saat pandemi ini. Sayangnya, kebanyakan orang lebih malas untuk membaca informasi yang benar. Cara terbaik, menjaga jari sendiri agar tidak lebih gampang men-share hal/informasi yang belum tentu benar. Dan sedikit mengedukasi orang-orang sekitar yang terjangkau oleh kita, agar tidak mudah termakan hoax.
Miris memang ya. Teknologi yang harusnya digunakan untuk kebaikan misalnya untuk belajar online, malah digunakan untuk sesuatu yang buruk seperti menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Untung ada UU yang bisa menjadi harapan untuk penggunaan teknologi yang lebih baik
tp kalau anak2 zaman sekarang ketika disuguhi bahan bacaan pd tertarik sih. seneng, apalagi cerita2 yang bergambar. mungkin bukan minat bacanya yg rendah tapi karena akses mendapatkan bahan bacaanya yg kurang memadai. hhh
padahal memang ya, manfaat dari membaca banyak banget 😀
Tidak lupa lingkungan juga ikut menentukan. Ada anak yg sejak kecil sudah diajarkan membaca dan ia suka banget baca. Tapi pindah rumah, ayah ibunya bekerja, ia sekolah dan tjnggal di lingkungan yg tidak lagi mendukung akhirnya si anak tidak lagi suka membaca. Lebih tergiur untuk bermain…
Betul sekali kak iim dimasa sekarang ini kita memang harus melek literasi digital ya agar tidak gitu saja dibohongi berita hoax. Suka sebel sudah dimasa pandemi gini ada saja orang yang menebar berita hoax gitu
Indonesia bukan darurat literasi digital lagi, tapi udah kebelet banget mba. hahahaha. Masih ingat pemilu presiden udah berapa periode, banyak banget masyarakat gampang termakan hoax. Sharing ini itu kayak clicking monkey, gak mau cek kebenarannya. Dia kira gampang minta maaf kalo salah posting atau nge-share hoax.
Banyak membaca membantu sekali ya buat kita dalam meningkatkan kemampuan literasi digital. Penguasaan EBI juga sangat dibutuhkan mengingat keberadaan bahasa Indonesia yang sudah semakin terjepit di antara bahasa asing dan bahasa gaul dan alay sekarang ini.
Jadi tidak nyaman jika di media sosial ribut bahas berita tertentu dan menyebarkannya. Paling sering hal. politis atau isu sensitif.
Ada juga yang langsung komen tanpa baca menanggaoi status di grup Facebook, gak nyambung banget komentarnya dengan isi status karena terlalu fokus pada judul atau sepenggal.kalimat di ujung atas tanpa baca sampai ujung bawah.
Masyarakat sudah kenal gawai tetapi belum sepenuhnya bisa memggunakan dengan baik. Butuh edukasi sepanjang masa.
Nyatanya meski sudah membudayakan anak-anak gemar membaca sejak kecil kedua remaja terditraksi juga oleh apps game di gawai mereka. Apalagi kini durasi pemakaiannya bertambah karena Pembelajaran Jarak Jauh. Tapi mesti tetap semangat mengajarkan literasi digital agar dewasa kelak dapat menjadi pribadi yang bijak dan cerdas.
Memang bener kak.. budayakan membaca dengan cermat dan benar. Jangan baca sepotong-sepotong. Apalagi ikut menyebarkan artikel yang gak bener. Malu banget pastinya. Tapi kadang banyak orang yang gak sadar ikut-ikutan menyebarkan berita palsu.
Baru paham banget mengenai literasi digital setelah baca artikel mbak. Tengkyu pencerahannya. Negeri ini mmg miris klo soal hoax cpt bgt beredarnya
Jaman sekarang nih memang penting banget untuk memahami literasi digital ya. Masyarakat kita banyak nih yang belum paham makanya masih banyak yang sering termakan hoax. Saatnya memang semua ambil peran ya untuk memberi pemahaman ke masyarakat luas tentang literasi digital ini.
Wah setuju deh aku kak, literasi digital jadi salah satu terobosan untuk literasi tetap eksis asal sesuai dengan aturan
Memang sih ya, terkait berita Hoax. Banyak orang yang hanya baca judulnya aja. Gak baca isi tulisannya.
Trus ambil kesimpulan sendiri.
Melek literasi digital, juga menandakan bahwa si pembaca juga tidak serta merta menelan satu berita saja.
Cek berita dengan topik yang sama sebanyak-banyaknya, supaya gak mudah kemana hoax
Mba Erin, akhirnya diriku berhasil komen di lamanmu hehehehehe
Akhirnya bisa komen di blognya mba Erin. Kalau tidak sedari awal kita gaungkan darurat literasi memang susah ya. Akhirnya banyak timbul hoax dimana mana. Semoga bangsa Indonesia ke depannya dapat lebih meningkatkan literasi digitalnya
Saat sekarang ini memang sensitif kalau sebarin informasi apalagi tidak berdasarkan sumber yang jelas, sebagai blogger memang harus melek literasi digital agar tidak menebarkan informasi hoaks apalagi ambigu
kecakapan literasi digital memang diperlukan saat ini di saat zaman teknologi makin maju seperti ini, wajib paham banget soal literasi digital agar kita tidak sembarangan menyebarkan dan menggunakan informasi yang didapat
Setuju indonesia saat ini sebagian masy. nyamengalami darurat literasi digital ya mbak. Kalau saya perhatikan fenomena banyaknya berita ujaran kebencian yang ada ya salah satu penyebab dari darurat literasi digital. Semoga dapat dibenahi dengan menggaungkan kebiasaan berliterasi dengan baik dan benar melalui media digital
Terasa sekali sih kala pandemi ini banyak sekali di media sosial lekas lantas berasumsi yang salah dan keliru dari pembawa pesan. Dari sini saja menunjukan kalau tingkat literasinya kurang, apalagi digital seperti ini kan seharusnya bisa buat belajae bagaimana kritis memahami bacaan
Padahal literasi digital itu salah satu tahap untuk memulai kehidupan kekinian yang sudah menuntut perubahan pola pikir dan perilaku